5 Cara Merekrut Karyawan yang Tepat dan Berkualitas
5 Cara Merekrut Karyawan yang Tepat dan Berkualitas
Bagaimana cara praktis merekrut karyawan yang tepat dan berkualitas?
Teman saya, sebut saja namanya Andi bercerita dengan penuh semangat sewaktu kami ngobrol – ngobrol sore di sebuah kafe. Dia adalah owner dari sebuah percetakan di Jakarta. Dia bercerita bahwa dia memiliki seorang karyawan baru yang langsung membuatnya terpukau. Bukan karena kecantikannya (karena karyawan ini laki – laki), tetapi karena kinerjanya yang jauh berbeda dengan karyawan sebelumnya. Sejak karyawan ini masuk ke bagian sales, dalam beberapa hari terjadi peningkatan penjualan sedikit demi sedikit dan pada saat dia bercerita kepada saya, karyawannya ini nyaris melipatgandakan penjualan percetakan tersebut!
Tentu, bagi kita yang membuka sebuah bisnis pasti sangat mendambakan memiliki seorang karyawan seperti cerita teman saya barusan. Dengan keberadaan seorang karyawan yang tepat, membuat bisnis kita juga tentu menjadi lebih cepat berkembang. Karyawan bukan lagi hanya dipandang sebagai orang yang bekerja, tetapi karyawan merupakan aset yang bisa menghasilkan kinerja bisnis menjadi lebih baik lagi.
Ini juga terjadi dalam bisnis saya bersama istri (Melinda) saat kami membuka daycare (alkindidaycaredepok.com). Bagi yang belum tahu, daycare adalah usaha penitipan anak yang juga memberikan fungsi pendidikan untuk anak usia dini (umumnya 1 – 4 tahun). Di tengah persaingan usaha yang begitu sengit dalam daycare, keberadaan karyawan yang tepat dan berkualitas merupakan sebuah hal wajib yang tidak bisa ditawar. Apalagi, kami tidak bisa memonitor daycare terus – menerus, sehingga kami harus mencari karyawan terbaik. Dalam kasus ini, owner tidak bisa songong dan merasa superior, karena boleh dibilang kualitas daycare akan berbanding lurus dengan kualitas karyawan atau pengajar yang ada di sana. Jadi lebih ke arah kamilah sebagai owner yang harus menjaga karyawan kami.
Lalu, bagaimana cara – cara praktis untuk bisa merekrut karyawan yang tepat dan berkualitas?
Berdasarkan pengalaman dan wawasan yang saya miliki, berikut ini adalah beberapa tipsnya :
#1 Merumuskan Apa itu “Karyawan Berkualitas”
Ini adalah hal penting pertama kali yang perlu kita lakukan sebelum merekrut karyawan. Saat kita ingin merekrut karyawan ‘berkualitas’, tentu kita harus memiliki kriteria yang jelas dulu tentang ‘kualitas’ itu sendiri. Definisi kualitas ini bisa disesuaikan dengan posisi yang sedang kita buka untuk perekrutan.
Sebagai contoh, saat saya dan istri ingin merekrut seorang pengasuh di daycare, kami mendaftar dulu penugasan apa saja yang akan dia kerjakan. Dari sini, kemudian kita membuat prioritas kriteria. Kriteria pertama yang diperlukan adalah kejujuran, dilanjutkan dengan kompetensi posisi, lalu pengetahuan. Sehingga, 3 kriteria ini menjadi landasan kami untuk mengukur kualitas karyawan untuk menempati posisi di daycare tersebut.
#2 Melihat Lebih dalam dari Sekedar Resume
Apabila kita membuka peluang rekrutmen, sudah hampir pasti kita meminta pelamar untuk mengirimkan CV atau resume mereka. Apa yang biasa saya lakukan umumnya adalah melihat ‘CV’ lebih dalam dengan juga ‘kepo’ di berbagai aktivitasnya baik online maupun offline.
Menggali aktivitas online bisa dilakukan dengan cara melihat social media yang mereka miliki. Kita jadi tahu bagaimana mereka berinteraksi, bahkan kita juga tahu apa – apa saja yang mereka posting di social media. Saya pernah terlibat dalam sebuah perekrutan program beasiswa, dan ada peserta berprestasi yang ditolak hanya karena dia posting foto yang menurut kami sebagai perekrut itu tidak layak. Bayangkan, tidak jadi mendapat beasiswa hanya karena SEBUAH FOTO! Maka, hati – hatilah terhadap apa yang Anda posting di social media.
Menggali aktivitas offline bisa kita cari tahu dengan menghubungi tempat bekerja calon karyawan kita. Kita juga bisa mengetahuinya dengan mewawancara rekan kerja atau orang – orang terdekat calon karyawan. Hal ini kita lakukan untuk memastikan agar kita bisa mengenal lebih jauh orang yang ingin kita rekrut dibandingkan hanya sekedar membaca resume saja.
#3 Memetakan Potensi Karyawan
Setelah mendapatkan kriteria yang cocok, apabila posisi yang kita tawarkan memerlukan keahlian khusus maka kita perlu juga memetakan potensi karyawan kita. Hal ini saya lakukan sewaktu ingin merekrut trainer untuk tim pelatihan CerdasMulia Institute. Sebagai seorang trainer, tentu lebih diutamakan orang yang memiliki potensi komunikasi lebih baik, terbuka, serta peduli kepada orang lain. Begitu pula jika saya mencari seorang researcher, saya akan memetakan potensi dan memilih orang yang memang senang berpikir, belajar, dan mengonsep. Tools yang biasa saya gunakan untuk memetakan potensi ini adalah tes MBTI. Bagi Anda yang ingin mencobanya gratis secara online, silalkan kunjungi situs ini.
#4 Meminta Rekomendasi dari Orang Dekat/Terpercaya
Apabila kita ingin segera langsung mendapatkan rekomendasi orang yang berkualitas, kita dapat meminta rekomendasi dari orang terdekat atau orang yang kita percaya. Biasanya, orang yang direkomendasikan ini sudah cukup ‘jadi’ dan tinggal diwawancara akhir saja untuk diterima. Hal yang perlu diperhatikan adalah pastikan bahwa orang dekat yang kita minta bantuan untuk mencari karyawan itu memang benar – benar bisa ‘memilih dan membaca orang sehingga karyawan yang dierekrut adalah orang yang tepat. Cara ini sangat berguna di saat kita tidak memiliki banyak waktu untuk merekrut karyawan baru.
#5 Memperluas Area Pencarian
Apabila Anda ingin melakukan rekrutmen terbuka, maka Anda bisa mencoba cara yang dilakukan istri saya. Istri saya ini pernah mencoba merkerut karyawan daycare dengan memperluas bidang pencarian. Dia tidak hanya memasukkan lowongan ke direktori pencarian kerja, tetapi juga ke tokobagus (sekarang : OLX), kaskus, dan social media yang dia miliki. Hasilnya, calon karyawan yang daftar menjadi sangat banyak. Hal ini menjadikan kita lebih banyak pilihan kandidat. Cara ini cocok digunakan apabila kita memiliki waktu yang cukup untuk merekrut dan tidak terburu – buru.
Tentu saja masih banyak cara lain untuk merekrut talenta yang berkualitas. Sebagai contoh adalah apa yang pernah dilakukan oleh kompetitor : membajak talenta. Jadi, Anda lihat kompetitor Anda, kemudian targetlah karyawan yang Anda inginkan. Lalu Anda ajak ketemu, Anda tawarkan gaji dan fasilitas sedikit lebih tinggi untuk membujuk karyawan tersebut pindah. Ini juga bisa Anda lakukan, terlepas menurut Anda apakah ini etis atau tidak ya, hehehe…
Saya rasa cukup sekian dulu tips untuk hari ini. Semoga bisa Anda terapkan dalam aktivitas bisnis Anda sehari – hari. Bagi Anda yang sedang mencari kerja, tips atau cara – cara di atas dapat Anda pelajari agar peluang lolos Anda lebih besar, karena tentu Anda sudah mendapatkan gambaran tentang bagaimana ‘sudut pandang rekruter’ dalam mencari tenaga kerja.
Semoga bermanfaat!
Salam,
Komentar